Kisah Hikayat Nabi Ilyas AS
Nabi Ilayas AS adalah keturunan Nabi Harun AS. Allah mengutuskan Nabi ilyas untuk menjadi pembimbing kaum yang berada di tepi timur sungai Yordan. Nabi Ilyas diutus untuk memperingatkan bangsa Israel. Sejak dahulu hingga sekarang, bangsa Israel memang susah diatur. Oleh karena itu, sepanjang sejarah, banyak diutus para Nabi kepada bangsa ini. Namun, bila nabinya telah wafat, perlahan-lahan ajaran yang ditinggalkan terkikis habis oleh kemaksiatan.
Di saat itu, ketika Nabi Ilyas diturunkan, orang-orang bani israel terkenal dengan kebiasaan menyembah berhala. Berhala itu bernama Ba'al. Karena penyembahan Ba'al di tengah kota, maka kota itu dinamakan Ba'labak.
Nabi Ilyas menyampaikan dakwahnya kepada Bani Israel. Ia tak bosan-bosannya menyeru, memberi peringatan kepada mereka, namun mereka, namun mereka sama sekali tak menghiraukan. Mereka meremehkan kedatangan Nabi Ilyas, manakala memberi peringatan. Bahkan tak segan menghina dan mengejek Nabi Ilyas yang dianggap bersikap aneh itu. Meskipun demikian, Nabi Ilyas dengan senang hati dan ikhlas tak bosan-bosannya mencegah keburukan dan mengajak kepada kebaikan.
Al-Qur'an menceritakan:
Dan sesungguhnya Ilyas Benar termasuk salah-satu Rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya "mengapa kamu tidak bertakwa? patutkah kalian menyembah Ba'al dan kamu meninggalkan sebaik-baik pencipta, Yaitu Allah, Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?" Mereka mendustakannya, kerena itu mereka akan diseret ke Neraka, kecuali hamba-hamba Allah yang diampuni dosa-dosanya. Dan kami abadikan bagi Ilyas (Pujian yang baik), dikalangan orang-orang pada jaman sesudahnya, yakni kesejahteraan dilimpahkan kepadanya. Sesungguhnya demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba kami yang beriman.(QS Ash-Shaffat: 123-132).
Demikianlah kemuliaan Nabi Ilyas dalam pandangan Allah. Namun menurut pandangan Bani Israel yang bodoh, mereka memandang rendah dan hina. Mereka sering mencemooh dan tak segan-segan memusuhinya. Akhirnya Nabi Ilyas pun mengadukan nasibnya kepada Allah. Sebab hanya Allahlah tempat dia mengadu dari kejahatan orang-orang Bani Israel.
"Wahai Allah, sesungguhnya aku telah menyampaikan kebenaran kepada Bani Israel dengan segala cara dan upayaku, namun mereka tak percaya dan tetap kafir. Oleh karena itu cabutlah nikmat yang selama ini engkau berikan kepadanya."
Allah menjawab, "Wahai Ilyas! Sesungguhnya kami jadikan rezeki mereka di tanganmu, terserah kepadamu dan terserah kehendakmu atas mereka!"
"Kalau demikian aku berharap sekali agar Engkau Yang Maha Kuasa berkenan menahan hujan baginya agar tanah mereka kekeringan."
Allah kemudian mengabulkan permohonan kekasih-Nya itu. Ilyas adalah Nabi Allah sehingga segala permintaannya dikabulkan.
Ketika memasuki musim hujan, ternyata hujan tidak datang-datang. Bahkan kemarau terus menerus dan terik matahari seakan membakar ubun-ubun. Rumput-rumput dan segala tumbuhan di permukaan bumi kial lama kian layu dan akhirnya kering. Segala tanaman pertanian dan perkebunan gagal panen. Ternak-ternak semakin kurus saja karena tak ada rumput yang dimakan.
Sementara itu sumur-sumur dan mata air pun menjadi kering. Hal ini benar-benar suatu keadaan yang menyiksa kaum Bani Israel. Kemarau panjang berlangsung selama 3 tahun dan merusak kehidupan mereka. Disaat orang-orang kelaparan ternyata Nabi Ilyas sendiri mendapatkan kenikmatan dari Allah. Ia dengan mudah bisa makan dan menikmati roti beserta minum air. Nabi Ilyas selalu bersembunyi ketika menikmati makanan itu, sedangkan orang-orang Bani Israel yang mencium asap roti itu selalu mencari keberadaan Nabi Ilyas. Mereka menganggap kemarau panjang itu akibat kutukan Nabi Ilyas. Maka mereka selalu mencari dan hendak membunuhnya. Itulah sebabnya mengapa Nabi Ilyas bersembunyi tidak mau menampakkan diri.
Suatu ketika Nabi Ilyas sedang dikejar-kejar orang-orang Bani Israel. Maka Ilyas masuk kerumah seseorang. Kebetulan rumah itu dihuni oleh orang baik-baik. Keluarga ini memiliki seorang anak yang sedang sakit. Dia bernama Ilyasa. Sakit yang diderita anak muda itu sudah cukup lama dan tak sembuh-sembuh meski telah diobati dengan berbagai cara. Lalu orang tua Ilyasa memohon agar Nabi Ilyas mau menyembuhkan penyakit anak itu.
Nabi Ilyas pun berdoa memohon kesembuhan Ilyasa. Atas izin Allah, maka Ilyasa sembuh. Lalu Ilyasa diminta membantu dakwah Nabi Ilyas. Dengan senang hati Ilyasa menyetujuinya.
Mulai saat itulah, Nabi Ilyas mendapatka teman baru. Mereka kemudian memperingatkan orang-orang Bani Israel agar segera meninggalkan pemujaan terhadap berhala dan berpindah menyembah Allah SWT.
"Wahai kaum Bani Israel, jika kalian ingin terbebas dari bencana kelaparan dan kemarau panjang, maka segeralah kalian beriman kepada Allah dan tinggalkan berhala-berhala itu!" kata Nabi Ilyas yang kemudian dibenarkan oleh Ilyasa.
"Jika kalian berdua menjamin akan segera berakhir kelaparan dan kemarau yang panjang, maka kami semua akan mengikutimu. Dan kami akan beriman kepada Tuhanmu!" jawab mereka.
Kaum Bani Israel kemudian mengeluarkan berhala pribadi mereka dari rumahnya. Di halaman rumah, mereka menghancurkan berhala-berhala itu. Dan berbondong-bondong menuju Ba'al dan menghancurkannya. Lalu mereka beriman kepada Allah dan Nabi Ilyas.
Nabi Ilyas kemudian berdoa kepada Allah agar Bani Israel diberi rahmat dan agar segera turun hujan. Tak lama kemudi, hujan yang membawa berkahpun turun. Beberapa hari kemudian rumput-rumput tumbuh. Kaum Bani Israel mulai bercocok tanam. Mereka beriman kepada Allah karena mendapat kelimpahan rahmat. Akhirnya mereka kembali hidup makmur. Beberapa tahun kemudian, ternyata kaum Bani Israel mulai kambuh dalam melakukan kemaksiatan. Dalam kemakmuran dan gelimang harta benda, mereka mempergunakannya untuk berjudi dan pelacuran. Kemaksiatan melanda negeri itu semakin lama semakin merusak mora mereka. Nabi Ilyas dan Ilyasa merasa prihatin dengan keadaan mereka. Kemudian keduanya menyeru agar kembali kepada jalan yang benar. Tapi mereka sombong dan lupa akan keadaan kemarau panjang pada waktu lalu.
Setelah Nabi Ilyas wafat maka perjuangan dalam menegakkan agama Allah diteruskan oleh Ilyasa. Disaat wafatnya Nabi Ilyas, kaum Bani Israel kembali kafir. Keadaan mereka sangat memprihatinkan. Kejahatan, kezaliman dan kemaksiatan telah melanda negeri itu. Ilyasa Sebagai seorang Nabi, tak henti-hentinya menyeru kepada mereka agar kembali kepada Allah. Namun seruan itu tidak pernah diperhatikan oleh kaum Bani Israel. Walau demikian, Nabi Ilyasa masih cukup sabar untuk menunggu sampai mereka benar-benar insaf.
Rupanya kaum Bani Israel sudah tak bisa diperbaiki moralnya. Dan sepanjang sejarah memang demikian. Mereka susah diatur. Lalu Nabi Ilyasa memohon kepada Allah agar diturunkan azab sebagai peringatan bagi mereka. Allah kemudian mengabulkannya. Tak lama kemudian siksa dan azab itu turun menimpa kaum Bani Israel. Kemarau panjang kembali terjadi. Mereka dilanda paceklik dan kelaparan dimana-mana. Mereka amat tersiksa dengan keadaan ini. Banyak di antara mati karena kelaparan. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang ingkar kepada Allah SWT.
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^