Perempuan Dalam Al-Qur’an_ Dari Ummu Salamah r.a: Aku bertanya kepada Rasulullah SAW,
“mengapa kami kaum perempuan tidak disebutkan (keutamaannya) dalam Al-Qur’an
sebagaimana kaum laki-laki?” Rasulullah SAW tidak segera menjawab. Namun,
pada waktu yang lain aku lihat beliau
berdiri di atas mimbar. Ketika itu aku sedang menyisir rambut. Setelah aku
selesai menggulung rambut, aku masuk ke salah satu kamar di rumahku. Ku pasang
pendengaranku di dekat atap masjid yang pada masa itu masih terbuat dari pelapah
kurma, dan posisinya dekat dengan mimbar masjid. Aku mendengar Rasulullah
bersabda, “wahai manusia, sesungguhnya Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an,
sesungguhnya laki-laki dan peempuan yang memeluk Islam, laki-laki dan perempuan
yang beriman, laki-laki dan perempuan yang taat kepada Allah, laki-laki dan
perempuan yang berbuat benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan
perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan
perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatan,
laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah, bagi mereka, Allah
telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar (QS Al-Ahzab [33]: 35).”
(HR Ahmad, Al-Nasa’I, dan AlHakim menilainya sahih berdasarkan kriteria
Al-Bukhari dan Muslim).
Hadis ini menunjukkan beberapa hal sebagai berikut:
Pertama, kegelisahan dan kekhawatiran kaum perempuan zaman
Nabi SAW. Karena Al-Qur’an tidak menyebutkan mereka sebaimana kaum laki-laki.
Kekhawatiran tersebut muncul akibat penilaian buruk mereka. Dengan tidak
disebutkan dalam Al-Qur’an, mereka menganggap bahwa hal itu seakan-akan
menunjukkan bahwa kedudukan mereka tidak seperti kedudukan laki-laki, meskipun
mereka telah menunaikan semua kewajiban yang diembankan kepada mereka. Mereka merasa
juga bahwa kebajikan mereka tidak akan pernah setara dengan kejikan yang
dilakukan oleh laki-laki.
Berkenaan dengan makna ayat yang dikutip dalam hadis di atas,
Muqatil berkata, “Ummu Salamah dan Annisah binti Ka’ab dari kalangan Anshar
berkata kepada Rasulullah SAW, ‘mengapa Allah menyebutkan laki-laki, tetapi
tidak menyebutkan perempuan sedikit pun dalam kitab sici-Nya? Kami merasa
khawatir bila kami tidak bisa berbuat kebajikan. “kemudian, turunlah ayat
tersebut. “Demikian disebutkan dalam Tafsir Al_Baghawi.
Diriwayatkan bahwa sepulang dari Habasyah beserta suaminya,
Ja’far bin Abi Thalib, Asma’ ‘Umais menemui istri-istri Nabi SAW. Seraya
berkata, “adakah ayat Al-Qur’an yang
diturunkan berkenaan dengan kita?” mereka menjawab, “tidak ada.” Lalu Asma’
menemui Rasulullah SAW. Ia berkata, “ya Rasulullah, sesungguhnya kaum perempuan
putus asa dan merugi!” Rasulullah SAW bertanya, “Apa sebabnya?” Asma’ menjawab,
“karena kebaikan mereka tidak disebutkan dalam Al-Qur’an sebagaiman kaum
laki-laki.” Kemudian turunlah ayat tersebut.
Kedua, hadis di atas mengambarkan cara Al-Qur’an memberikan
ketenangan kepada kaum perempuan dan menghilangkan kegelisahan dan keraguan
mereka. Dalam hal ini, Al-Qur’an mengungkapkan derajat dan kedudukan perempuan dalam islam. Al-Qur’an juga menegaskan, tidak ada perbedaan antara laki-laki
dan perempuan dalam usaha menggapai derajat tertinggi dalam agama serta dalam
memperoleh pahala dan ampunan dari Allah SWT.
Ketiga, hadis di atas mengambarkan perhatian kaum perempuan
pada masa awal Islam dalam hal ketinggian cita-cita mereka, semangat (ghairah)
mereka dalam beragama, dan kenginan mereka untuk ikut berlomba dengan kaum
laki-laki dalam berbuat kebajikan dan mencapai derajat yang tinggi.
Keempat, hadis di atas menjelaskan perbedaan kedudukan dan
peranan perempuan dalam masyarakat Islam, serta kadar kepercayaan diri dan
keyakinan yang dijamin dalam Islam
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^