BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dinamika perubahan didalam masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat sangat cepat, maju dan memperlihatkan adanya gejala desintegratif. Perubahan sosial yang sangat itu meliputi berbagai bidang kehidupan, dan merupakan masalah bagi semua institusi soaial, seperti: industri, Sosiologi pendidikan, perekonomian, pemerintahan, keluarga, perkumpulan-perkumpulan dan pendidikan. Masalah sosial dalam masyarakat itu juga dirasakan oleh dunia pendidikan. Jadi yang ,elatar belakangi timbulnya sosiologi pendidikan adalah perubahan sosial yang dialami oleh masyarakat yang begitu cepat.
Perubahan sosial itu menimbulkan cultural lag. Cultural lag ini merupakan sumber masalah-masalah sosial dalam masyarakat masalah-masalah itu dialami oleh dunia pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan tidak mampu mengatasinya. Kemudian ahli-ahli sosiologi menyumbangkan pemikiran-pemikirannya untuk memecahkan masalah itu, maka lahirlah sosiologi pendidikan.
B.Rumusan Masalah
- Apa Pengertian Sosiologi Pendidikan.
- Bagaimanakah Tujuan Dan Manfaat Mempelajari Sosiologi Pendidikan
- Bagaimanakah Kedudukan Sosiologi Dalam System Pendidikan Nasional
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Sosiologi Pendidikan
1.Pengertian Pendidikan
Sama halnya dengan pengertian manusia, pengertian pendidikan banyak sekali ragam dan berbeda satu dengan lainnya. Hal ini tergantung dari sudut pandang masing-masing. Menurut Driyakarya, pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda. Crow and Corw berpendapat bahwa pendidikan adalah proses yang berisi berbagai macam kegiatan yang cocok bagi individu untuk kehidupan sosialnya, membantu meneruskan adat dan budaya serta kelembagaan sosial dari generasi ke generasi. Sedangkan Ki Hajar Dewantara juga berpendapat bahwa pendidikan berarti daya upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek) dan jasmani anak.
Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 bab 1 ayat 1 dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri, Pendidikan adalah asas, dasar atau fondasi yang memperkuat dan memperkokoh dunia pendidikan dalam rangka untuk menciptakan pendidikan yang berkualitas dan bermutu.
Dari beberapa pendapat tentang pengertian pendidikan di atas, pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses mendidik, yakni proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik agar mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dalam lingkungannya sehingga akan menimbulkan perubahan dalam dirinya, yang dilakuakan dalam bentuk pembimbingan, pengajaran, dan atau pelatihan.
2.Pengertian Sosiologi
Menurut etimologi sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu kata socious yang berarti teman, dan logos yang berasal dari bahasa Yunani yang berarti pengetahuan. Pengertian tersebut diperluas menjadi ilmu pengetahuan tentang pergaulan hidup manusia atau masyarakat. Seiring dengan perkembangan sosiologo, para ahli telah memberi kan definisi dengan sudut pandang yang berbeda-beda seperti berikut ini:
Menurut Roucek dan Warren sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi menyatakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial dan proses sosial, termasuk perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial, lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial, dan lapisan-lapisan sosial.
August Comte berpendapat bahwa sosiologi adalah ilmu terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya.Menurut Abu Ahmadi Objek penelitian sosiologi adalah tingkah laku manusia dalam kelompok. Sudut pandangnya ialah memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan individu secara ilmiah. Sedangkan susunan pengetahuan dalam sosiologi terdiri atas konsep-konsep dan prinsip-prinsip menganai kehidupan kelompok sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi.
Sosiologi juga dapat didefinisikan sebagai studi ilmiah tentang masyarakat dan tentang aspek kehidupan manusia yang diambil dari “kehidupan di dalam masyarakat”(Ensiklopedi Ilmu-ilmu Sosial). Sosiologi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu sosiologi umum yang menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum, dan sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum yang menyelidiki aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam, salah satunya adalah sosiologi pendidikan. Sosiologi juga mempunyai ciri-ciri sebagai berikut
- Empiris : bersumber dan diciptakan dari kenyataan yang terjadi di lapangan.
- Teoretis : merupakan peningkatan fase penciptaan, bisa disimpan dalam waktu lama dan dapat diwariskan kepada generasi muda.
- Komulatif : berkomulasi mengarah kepada teori yang lebih baik.
- Nonetis : menceritakan apa adanya, tidak menilai apakah hal itu baik atau buruk.
Dari beberapa pendapat diatas dapat tarik persamaan dari pengertian sosiologi, yakni sosiologi merupakan ilmu yang membahas atau mempelajari interaksi dan pergaulan antara manusia dalam kelompok dan struktur sosial.
Sosiologi pendidikan berasal dari dua kata, sosiologi dan pendidikan. Pada awalnya sosiologi berkembang sesuai dengan obyek dan tujuannya sendiri, demikian pula pendidikan. Dengan adanya perkembangan masyarakat yang begitu cepat dalam segala aspek kehidupan, memerlukan pengetahuan sesuai dengan kebutuhan. Sosiologi tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, demikian pula kalau hanya pendidikan saja. Perkembangan masyarakat yang sangat kompleks memerlukan ilmu pengetahuan yang kompleks pula, salah satunya adalah sosiologi pendidikan.
Didalam pendidikan tidak akan terlepas dari yang namanya hubungan-hubungan sosial,seperti: pendidik dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, anak didik dengan anak didik, pegawai dengan anak didik, pegawai dengan pendidik, pegawai dengan pegawai. Maka dibutuhkanlah sebuah ilmu untuk mengatur masalah-masalah yang timbul dari hubungan atau pergaulan tersebut.
Sebelum kita membicarakan approach individual sebagai salah satu cara pendekatan terhadap tingkah laku manusia, maka akan dibicarakan lebih dahulu konsepsi atau pengertian daripada sosiologi pendidikan atau sosiologi paedagogika dan sedikit tentang posisi ilmiahnya.
Ditinjau dari segi etimologinya istilah sosiologi pendidikan terdiri atas dua perkataan yaitu sosiologi dan pendidikan maka sepintas saja telah jelas bahwa didalam sosiologi pendidikan itu yang menjadi masalah sentralnya adalah aspek-aspek sosiologi didalam pendidikan.
Menurut Moh. Padil triyo Supriyatno, beliau menyimpulkan bahwa yang dinamakan sosiologi pendidikan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari permasalahan-permasalahan pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahanya berdasarkan pendekatan sosiologis.
Menurut H.P. Fairchild dalam bukunya “Dictionary of Sosiology” dikatakan bahwa: sosiologi pendidikan adalah sosiologi yang diterapkan untuk memecahkan masalah-masalah pendidikan yang fundamental. Menurut Drs. H. Abu ahmadi dalam bukunya yang berjudul sosiologi pendidikan, mengatakan bahwa sosiologi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
- Sosiologi umum, tugasnya menyelidiki gejala sosio-kultural secara umum.
- Sosiologi khusus, yaitu pengkhususan dari sosiologi umum tugasnya menyelidiki suatu aspek kehidupan sosio-kultural secara mendalam. Misalnya:
- Sosiologi masyarakat desa
- Sosiologi masyarakat kota
- Sosiologi Sosiologi pendidikan
- Sosiologi hukum
- Sosiologi pendidikan dan sebagainya.
Jadi sosiologi pendidikan merupakan salah satu sosiologi khusus. Menurut F.G robbins, sosiologi pendidikan adalah sosiologi khusus yang tugasnya menyelidiki struktur dan dinamika proses pendidikan pendidikan, sistem kebudayaan, struktur kepribadian dan hubungan kesemuanya itu dengan tata sosial masyarakat.Sedangkan yang dimaksud dengan dinamika, ialah proses sosial dan kurtural, proses perkembangan kepribadian, dan hubungan semuanya itu dengan proses pendidikan.
B.Tujuan dan Manfaat Mempelajari Sosiologi Pendidikan
- Berusaha memahami peranan sosiologi daripada kegiatan sekolah terhadap masyarakat, terutama apabila sekolah ditinjau dari segi kegiatan intelektual.
- Untuk memahami seberapa jauhkah guru dapat membina kegiatan sosial anak didiknya untuk mengembangkan kepribadian anak
- Untuk mengetahui pembinaan ideologi pancasila dan kebudayaan nasional Indonesia dilingkungan pendidikan dan pengajaran
- Untuk mengadakan integrasi kurikulum pendidikan dengan masyarakat sekitarnya agar supaya pendidikan mempunyai kegunaan praktis di dalam masyarakat, dan negara seluruhnya
- Untuk menyelidiki faktor-faktor kekuatan masyarakat, yang bisa menstimulir pertumbuhan dan perkembagan kepribadian anak
- Memberi sumbangan yang positif tehadap perkembangan ilmu pendidikan
- Memberi pegangan terhadap penggunaan prinsip-prinsip sosiologi untuk mengadakan sosiologi sikap dan kepribadian anak didik.
C.Kedudukan Sosiologi Dalam System Pendidikan Nasional
Sedangkan pendidikan nasional dalam undang-undang tersebut diartikan sebagai pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai Sosiologi pendidikan, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Sementara sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.
Yang dimaksud dengan tujuan pendidikan nasional dalam sisdiknas adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Dari pengertian pendidikan, pendidikan nasional, sistem pendidikan nasional dan tujuan pendidikan nasional, sangat kental nuansa nilai-nilai Sosiologi pendidikannya. Pada beberapa bab lainnya juga sangat tampak bahwa kata Sosiologi pendidikan dan nilai-nilai Sosiologi pendidikan kerap mengikutinya. Misalnya, dalam bab III tentang prinsip penyelenggaraan pendidikan disebutkan bahwa pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keSosiologi pendidikanan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa. Begitupula dalam bab IX tentang kurikulum, bahwa dalam penyusunannya diantaranya harus memperhatikan peningkatan iman dan takwa serta peningkatan ahlak mulia.
Dari rumusan diatas menunjukkan bahwa Sosiologi pendidikan menduduki posisi yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dalam membangun manusia Indonesia seutuhnya. Hal yang wajar jika pendidikan nasional berlandaskan pada nilai-nilai Sosiologi pendidikan, sebab bangsa Indonesia merupakan bangsa yang berSosiologi pendidikan. Sosiologi pendidikan bagi bangsa Indonesia adalah modal dasar yang menjadi penggerak dalam kehidupan berbangsa. Sosiologi pendidikan mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan alam dan hubungan manusia dengan diri sendiri. Dengan demikian terjadilah keserasian dan keseimbangan dalam hidup manusia baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Jika hal tersebut dipahami, diyakini dan diamalkan oleh manusia Indonesia dan menjadi dasar kepribadian, maka manusia Indonesia akan menjadi manusia yang paripurna atau insan kamil. Dengan dasar inilah Sosiologi pendidikan menjadi bagian\ dari pendidikan nasional yang berkenaan dengan aspek pembinaan sikap, moral, kepribadian dan nilai-nilai sosialitas.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Pengertian dari sosiologi pendidikan adalah sebuah ilmu pengetahuan yang mempelajari permasalahan-permasalahan pendidikan dan berusaha untuk mencari pemecahanya berdasarkan pendekatan sosiologis. Sosiologi dalam pendidikan itu sangat penting karena dalam situasi pendidikan melibatkan hubungan dan pergaulan sosial, yaitu hubungan dan pergaulan social antara pendidikan dengan anak didik, pendidik dengan pendidik, anak-anak dengan anak-anak pegawai dengan pendidik, pegawai-pegawai dan anak-anak. Hubungan dan pergaulan sosial ini secara totalitas, merupakan suatu unit keluarga, yakni keluarga sekolah mana terdapat tumbuh dan berkembang di dalam masyarakat. Jadi di dalam keluarga sekolah itu terdapat hubungan dan pergaulan sosial yang timbal balik satu sama lain, saling mempengaruhi dan terjadi interaksi sosial.
Maka jelaslah di dalam sosiologi pendidikan itu akan berlaku dan bekerja sama antara prinsip sosiologis dan prinsip paedagogis serta ilmu-ilmu bantuannya, seperti psikologika (ilmu psikologi pendidikan). Atau secara konkrit, bahwa di dalam sosiologi pendidikan itu bukan saja terdapat sosiologi ataupun pendidikan, terdapat sosiologi ataupun pendidikan, yang merupakan suatu ilmu yang baru ialah kerjasama antara keduanya, dengan mempergunakan prinsip-prinsip sosiologi di dalam seluruh proses pendidikan meliputi metode, organisasi sekolah, evaluasi pelajaran dan kegiatan-kegiatannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu,Sosiologi Pendidikan.Cet.I ; Jakarta : Rineka Cipta,1991
Arifin, M.Hubungan Timbal BalikPendidikan Sosiologi pendidikan di LingkunganSekolah dan Keluarga Cet. I; Jakarta : Bulan Bintang,1975
Basrowi,Pengantar Sosiologi.Cet.I, Bogor ; Galia Indonesia, 2005
Batubara, Muhyi,Sosiologi Pendidikan Cet.I; Jakarta; Ciputat Press,2004
Cohen, Bruce J.Theory and Problems of introduction to Sociologyalih bahasa SahatSimamora.Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta,1992
Gunawan, Ary H.Sosiologi Pendidikan.Cet.I; Jakarta: Renikacipta,2000
Ihsan, Fuad.Dasar- dasar Kependidikan.Cet. II; Jakarta: Renika Cipta,2001
Nasution, S.Sosiologi Pendidikan.Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara,1999
0 komentar
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^