Makalah Hubungan Antar Manusia Di Dalam Masyarakat Sekolah

BAB I

PENDAHULUAN



A.Latar Belakang

Pendidikan tidak hanya merupakan kewajiban pemerintah, sekolah, dan guru saja, tapi juga merupakan tanggung jawab keluarga dan masayarakat. Masyarakat diharapkan peransertanya dalam melaksanakan dan menyelenggarakan pendidikan, terutama dalam mendidik moral, norma, dan etika yang sesuai dengan agam dan kesepakatan masyarakat. Siswa belajar disekolah dalam waktu terbatas, sedangkan waktu terbanyak ada di rumah dan masyarakat.


Masyarakat merupakan komponen utama dalam terselenggaranya proses pendidikan. Kontribusi masyarakat di lingkungan sekolah sangat perlu dioptimalkan sebagai upaya pemberdayaan dalam rangka mewujudkan visi dan misi sekolah dengan paradigma pendidikan yang baru. Masyarakat dapat memberikan sumbangsihnya kepada sekolah dengan memberikan masukan-masukan terutama dalam penyusunan program-program sekolah.

Hubungan Antar Manusia Di Dalam Masyarakat Sekolah


Jadi, pendidikan tidak akan terselenggara secara efektif dan efesien jika belum ada peran serta masyarakat dalam menciptakan lingkungan belajar yang baik.  Diharapkan masyarakat dapat memiliki pemahaman bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama segenap pihak, termasuk masyarakat.



B. Rumusan Masalah 


  1. Bagaimana Hubungan Antar Manusia didalam Masyarakat Sekolah
  2. Bagaimana Peran serta Masyarakat
  3. Bagaimana Peran serta orang tua
  4. Bagaimana Peran serta Komite sekolah



C. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adapun adalah untuk mengetahui:

  1. Hubungan Antar Manusia didalam Masyarakat Sekolah
  2. Peran serta masyarakat di Sekolah dasar.
  3. Peran serta orang tua di sekolah dasar 
  4. Peran serta Komite sekolah





BAB I I

PEMBAHASAN


A.Hubungan Antar Manusia Di Dalam Masyarakat Sekolah

Suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup diri terhadap masyarakat sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan idenya sendiri dengan tidak mau tahu akan aspirasi-aspirasi masyarakat. Sekolah tidak boleh bersikap dan berlaku demikian, sebab pada hakekatnya ia adalah milik masyarakat. 


Masyarakat menginginkan sekolah itu berdiri di daerahnya untuk meningkatkan perkembangan putra-putra mereka. Masyarakat juga menginginkan agar sekolah bisa memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Untuk maksud ini masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah di daerahnya.


Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia tidak dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju ke ambang kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh aktivitas-aktivitas sekolah. 

Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.


Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat di lingkungan sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat dalam negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan diri dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat, sebab fungsi sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat setempat.


Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.


Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah sekolah ke masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua kelompok kehidupan itu saling memberi informasi, berpartisipasi membina pendidikan. 


Jones menyambut hubungan dengan masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat memadu ide antara sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian. Ide-ide tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak semua ide sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik sekolah. Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan putra-putranya seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah.


Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. 


Hubungan dengan masyarakat didasarkan kepada ketentuan bahwa ini:
Masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah. 
Proses belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat. Masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.


B. Peran serta Masyarakat

1.Pengertian
Peran serta masyarakat adalah kontribusi, sumbangan, dan keikutsertaan masyarakat dalam menunjang upaya peningkatan mutu pendidikan. Pada umumnya peran serta masyarakat adalah peran serta pasif dalam menerima keputusan sekolah. Mereka berpikir dengan membayar sumbangan/dana secara rutin, selesailah kewajiban mereka.

2.Koponen-komponen peranserta masyarakat
Yang termasuk komponen masyarakat ialah orang tua siswa, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, dan lembaga sosial budaya. 

Peran serta mereka dalam pendidikan berkaitan dengan beberapa hal:
a.Mengambilan keputusan.
b.Pelaksanaan
c.Penilaian


Peran serta dalam mengambil keputusan misalnya ketika sekolah mengundang rapat bersama komite sekolah untuk membahas perkembangan sekolah, masyarakat yang dalam hal ini orang tua, anggota komite sekolah, atau wakil dari dunia bisnis dan industri secara bersama-sama memberikan sumbang saran dan berakhir dengan pengambilan keputusan. 


3.Peran Serta Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama

Sekolah, Komite sekolah dan Tokoh masyarakat dan agama dapat duduk bersama dalam satu meja untuk membahas pencapaian tujuan sekolah. Perlu dikembangkan pengambilan keputusan berdasarkan musyawarah bersama. Program kerja sekolah didiskusikan dengan tokoh masyarakat dan agama agar berorientasi pada peningkatan mutu, bukan untuk kepentingan birokrasi. Keterbukaan dalam laporan pertanggungjawaban untuk semua pihak yang berkepentingan. 


C. Peran serta orang tua

1.Peran Serta Orang tua dalam Pembelajaran
Orang tua tidak saja membantu belajar anak di rumah, bisa juga dilakukan di sekolah. Bahkan kalau perlu orang tua yang memiliki pengetahuan dan keahlian khusus, misalnya ahli dalam musik atau seni rupa, dengan koordinasi yang baik dengan pihak sekolah, para orang tua ini bisa saja membantu mengadakan proses pembelajaran musik dan seni rupa pada ekstrakurikuler di sekolah. 

2.Paran serta Orang tua dalam Perencanaan Pengembanagan Sekolah
Orang tua siswa dapat berperan serta dalam perencanaan pengembangan sekolah. Misalnya , ada orang tua siswa yang kebetulan seorang dokter. Sebagai dokter tentunya sangat memahami betul apa itu arti hidup sehat, terutama bagi anak-anak di sekolah. Dia dapat memberikan masukan yang berharga dalam perencanaan pengembangan sekolah, terutama berkaitan dengan peningkatan mutu layanan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), penataan warung jajan sehat bagi anak- anak, serta pengaturan kamar mandi dan toilet sekolah yang sehat. Keterlibatan orang tua siswa tersebut dalam perencanaan pengembangan sekolah yang berkaitan dengan kesehatan, tentu sangat menguntungkan sekolah dan peserta didik. 


Banyak cara yang dapat ditempuh. Orang tua dapat datang ke sekolah tanpa/ dengan undangan sekolah yang mengundang. Sekelompok orang tua mengadakan pertemuan di luar sekolah untuk bersama-sama membahas dan memberikan masukan untuk peningkatan mutu sekolah, hasilnya kemudian diserahkan kepada sekolah.  

3.Peran Serta Orang Tua dalam Pengelolaan Kelas
Keterlibatan orang tua siswa dalam pengelolaan kelas memiliki arti yang sangat luas. Bukan berarti orang tua turut masuk ke kelas dan campur tangan mengurusi tempat duduk siswa, memindah siswa yang suka mengganggu temannya di kelas, dan sebagainya. Tetapi, pengaturan kelas dapat dilakukan berdasarkan masukan dengan dan/atau kompromi dengan para orang tua. Misalnya, dalam hal isi dan penataan pajangan kelas, serta pengaturan tempat duduk dan kenyamanan kelas. Untuk mengetahui kebutuhan kelas yang menunjang proses belajar di kelas sudah tentu Anda harus mengenali jenis peran serta orang tua dalam pengelolaan kelas, mencatat keadaan sekarang, dan kondisi yang dikehendaki, serta menemu-kenali hambatan-hambatan yang dihadapi.


D.Peran serta Komite sekolah

1.Pengertian, Komponen, Tugas, serta Fungsi Pokok Komite Sekolah
Istilah komite sekolah saat ini mirip dengan istilah POMG dan BP3 dulu. Komite sekolah merupakan suatu badan atau lembaga nonpolitis dan nonprofit. Komite ini dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan pendidikan pada tingkat sekolah. Mereka bertanggung jawab membantu sekolah dalam peningkatan kualias pendidikan di sekolah.


Menurut UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, komite sekolah/ madrasah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/ wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.


Tugas utama komite sekolah ialah membantu penyelanggaraan pendidikan di sekolah dalam kapasitasnya sebagai pemberi pertimbangan, pendukung program, pengontrol, dan bahkan mediator. Untuk memajukan pendidikan di sekolah, komite sekolah membantu sekolah dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar, manajemen sekolah, kelembagaan sekolah, sarana dan prasarana sekolah, pembiayaan pendidikan, dan mengkoordinasikan peran serta seluruh lapisan masyarakat. Kedudukannya sebagai mitra sekolah.


2.Pemberdayaan Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Pada dasarnya pemberdayaan komite sekolah dalam konteks MBS adalah melalui koodinasi dan komunikasi. Koordinasi yang dilakukan kepala sekolah dengan para guru dan masyarakat dapat dilakukan secara vertikal, horisontal, fungsional, dan diagonal. Koordinasi dapat juga dilakukan secara internal dan eksternal. Koordinasi dilakukan secara terus menerus sebagai upaya konsolidasi untuk memperkuat kelembagaan dalam mencapai tujuan. Contoh, mengadakan pertemuan informal antara para pejabat, serta mengadakan rapat, baik rapat koordinasi antara kepala sekolah dengan guru, dengan komite sekolah, maupun dengan orang tua siswa, baik secara reguler maupun insidental.




BAB III

 PENUTUP



A.Kesimpulan

Peran serta masyarakat sangat diperlukan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta masyarakat itu tidak hanya berupa dukungan dana atau sumbangan fisik saja, tetapi bisa lebih dari itu. Peran serta masyarakat sudah dapat dianggap baik jika dapat dapat terlibat dalam bidang pengelolaan sekolah, apalagi bila dapat masuk ke biang akademik. Dukungan masyarakat terhadap peningkatan mutu pendidikan sekolah melibatkan peran serta tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama, dunia usaha dan dunia industri, serta kelembagaan sosial budaya. Penyertaan mereka dalam pengelolaan sekolah hendaknya dilakukan secara integral, sinergis, dan efektif, dengan memperhatikan keterbukaan sekolah untuk menumbuhkan rasa memiliki dan tanggung jawab masyarakat dalam meningkatkan mutu sekolah.


Orang tua merupakan salah satu pihak yang sangat berkepentingan dengan kemajuan belajar anaknya, orang tua sudah selayaknya dilibatkan secara aktif oleh sekolah untuk membantu peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Peran serta mereka tidak hanya berupa dana, tetapi juga memikiran atau tenaga dalam pembelajaran, perencanaan pengembangan sekolah, dan pengelolaan kelas.



DAFTAR PUSTAKA



Suryosubroto, Manajemen Pendidikan di Sekolah. (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).

Burlingame, Dwight, Library Development: A Future Imperative. The Haworrt Press,Inc, 1990.

Jefkins, Frank, Public Relations. Edisi 2. (Blackie: Planned Press, 2002).

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007).

Moore, Frazier.(2004). Humas, Membangun Citra dengan Komunikasi. Bandung: Rosda.

Sagala, S., (2008).  Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Nimas Multima

Pawlas.  (2005). The Administrator's Guide to School Community Relations. 2nd ed. United States: Eyed On Education, Inc.

Umaedi, Dkk. (2008). Managemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka.

Mulyono, MA .(2008).Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jakarta: Ar-Ruzz Media

Soetjipto dan Raflis Kosasi. (2009). Profesi Keguruan. Jakarta: Rineka Cipta

Makalah Hubungan Antar Manusia Di Dalam Masyarakat Sekolah
Item Reviewed: Makalah Hubungan Antar Manusia Di Dalam Masyarakat Sekolah 9 out of 10 based on 10 ratings. 9 user reviews.
Emoticon? nyengir

Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^

Komentar Terbaru

Just load it!